Feb 15, 2011

sore pukul empat


 Sore pukul empat,aku mengeja satu nama…
 
Pukul empat sore , sebelum aku berangkat kerja
Dengan gincu merah di bibirku , aku kedatangan tamu
Wanita yang lebih tua dariku dengan celemek bertuliskan “Rumah Makan Bahagia” dan membawa pisau.
Sederhana saja yang terjadi ,
“eh pesolek muda yang miskin , sekali lagi saya melihat kau makan tak bayar atau pura – pura ketinggalan dompet  dan lari kencang  , saya tidak akan segan memenggal kepalamu untuk dijadikan perkedel “
Aku hanya diam dan dalam hati berkata “dia sangat menikmati marahnya”
Aku berlalu
Pucat pasi dibibirku tentu saja tidak akan nampak karena gincu .
Terima kasih.

Pukul empat sore , sebelum aku berangkat menjual tubuh
Dengan baju putih tanpa bra , aku kedatangan tamu
Wanita yang lebih tua dariku dengan kemilau perhiasan di sekujur tubuhnya sekalian dengan toga haji nya..
Sederhana saja yang terjadi ,
“dasar  yah kamu perempuan tidak tahu diri , tidak tahu di untung , kurang baik apa saya ? sudah kontrakan selalu nunggak , eh suami saya juga mau di embat !”
Aku hanya diam dan  dalam hati berkata “dia sangat menikmati bencinya”
Aku berlalu
Sesegera mungkin aku mengejar waktu , aku tak mau kehilangan lima puluh ribu itu
Terima kasih.

Pukul empat sore , sebelum aku berangkat bercumbu
Dengan pekat wangi di sepanjang gaun malam ku , aku kedatangan tamu
Lelaki yang selalu duduk malas dihalte bus , dengan bau badan yang sangat menjijikkan
“ah ah ah ah, uh uh uh uh”
Sederhana saja kan yang terjadi ?
Aku hanya diam dan dalam hati berkata “dia sangat menikmati  meremas remas buah dadaku dan menjilati kelamin ku”
Aku berlalu
Dan rasa aneh itu yang entah apa namanya masih saja enggan berkecamuk
Terima kasih.

Pukul empat sore , sebelum aku berangkat mengobral moral
Dengan rok mini tanpa dalaman , aku kedatangan tamu
Lelaki tua yang tiap adzan bekumandang tak pernah lelah mengajak ke mesjid
“bertobatlah sungguh – sungguh , karena hanya Kepada-Nya lah kita memohon ampun dan hanya Dia sang Maha Pengampun”
Sederhana saja kan yang terjadi ?
Aku hanya diam dan dalam hati berkata “nantilah kami saling berkenalan dijalan”
Aku berlalu
“halal dan haram itu hanya di bedakan dari tiga huruf terakhirnya saja”
“hidup dan mati itu hanya persoalan pilihan yang tak pernah sempat untuk dipilih , maka diam dan nikmatilah”

Pukul empat sore , aku berada ditempat yang berbeda
Ada roti , coffee maker , dan ranjang yang sangat besar
“hi”
“saya ada dimana sekarang ?”
“tenang saja , kamu berada di tempat yang nyaman”
Aku sangat telanjang sore itu
Tapi mengapa aku tidak canggung lagi ?
Aku kehilangan pondasi keluguanku
Lelah
Berkunang – kunang
Sakit
“kamu unik”
“aku?”
“iya”
Mungkin kali ini saya akan dapat sedikit keadilan , entah akan dibayar mahal atau sekedar aku tahu apa yang terjadi.

Pukul empat sore , aku berada ditempat yang berbeda
Hanya ada teh hangat yang pekat
Hanya ada kertas yang berisi panjang lebar penjelasan perpisahan kami
Dengan hanya garis tebal yang telah mempertegas kejadian malam itu di sebuah apartemen
POSITIVE ( + )
Sederhana saja kan yang terjadi ?
Aku bahkan tidak mengerti apa – apa  tapi aku menangis
“anda akan di rehabilitasi untuk beberapa waktu untuk menjalani perawatan intens pengidap HIV/AIDS”
“jangan menyerah yah kawan”

Aku bahkan tidak akan pernah tahu apa rasanya ini
Yang aku tahu , aku hanya akan merindukan tamu – tamu ku tiap pukul empat sore
Aku hanya ingin kedatangan banyak tamu lagi
Aku hanya ingin terus berlari
Tapi aku sangat terpenjara disini.

Dehidrasi hebat
Aku berkuat
Kering kerontang
Pucat pasi
Melemah dan membusuk
Tak punya modal untuk bermoral
Lalu
Sebelum aku benar benar bahagia ,
Aku masih menunggu dua tamu yang sudah lama tak ku sebut namanya
Ibu
Bapak
“kalian bersalah dan aku akan memaki kalian sepanjang perjalanan menuju awan”
Ibu
Bapak
“jika suatu hari kalian mengunjungiku , tolong tunjukan dimana kalian mengubur ari-ari ku”
“karena mungkin aku ini anak alien atau anak setan “


Ibu
Bapak
“apakah kau mengenal adam dan hawa ?”
“jika iya,tolong sampaikan kepada mereka “aku marah dan mengapa mereka menciptakan kalian berdua sehingga ada aku”
Terakhir
Untukmu ibu , aku sangat membencimu tapi merindukan mu juga …
Mungkin waktu itu kita bisa berbagi lelaki , tapi kau egois dan mengkhianatiku !
Untuk mu ayah , aku bahkan tidak pernah merasa beruntung terhadap pembuahan mu kepada ibu…!

Sore pukul empat , aku mengeja satu nama
T U H A N

Akan kemana kita ?

No comments:

Post a Comment

silahkan !