Dec 18, 2009

tentang sudut ini...

bertikai jenuh
menjamu ragu
menganyam bulu , melukis peluh
disudut ini ... semua berawal !
kemilau laut siang hari menahan mata itu
semua yang tersirat terhapus debu
menahan gelisah disatu - persatu tetesan asin

sudut ini yang telah habis
rayap berpesta dengan penuh tawa
habis dan basah , tunduk kan muka
habiskan pilu , usaikan cerita

sudut ini yang telah patah
menyuguhkan bulan di tirai kelambu
sudut ini telah klimaks ...
siluet indah tentang cahaya menghantar mimpi di bulan dan madu ...

sudut ini menjadi bisu ...
bekal tadi siang hanya kecewa , hanya cukup dibagi dua
ini selimut ...
orgasme dalam kedinginan sewaktu hujan merebut kehangatan ...
percuma !!!
sudut ini mati rasa janji
berdiri di terik ini , tanpa angin dan ruang ...
lalu ...
daun - daun seakan menandakan ini ternyata musim gugur jam empat sore ...

embun pun kian sulit ditemui
pagi buta kini hilang sudah ... !
selalu saja genting ini terasa berat ...
mulai meraba bimbang ...
mulai lagi di gerogoti lelah ...
gambar berbingkai kini terbakar sudah
mulai berlinangan
mulai senyap menutup mata ... !

sudut ini adalah palsu
rumah bulan juli tidak pernah ada !
kunang - kunang laut samalona hanya pelipur lara !
salju di rumah itu hanya imaji terpanjang yang sia - sia !

sudut ini adalah cinta yang kini menjadi perona pipi belaka ..
pura - pura malu padahal petarung
di sudut ini ,
basuh luka , berkeringat wangi
mari pulang ke ruang kotak - kotak
sekat adalah kompromi omong kosong !!

sudut ini adalah zat gas
melampaui lingkar hati yang terikat
janji kini adalah pemulas bibir
dan ...
mari menukar ini dengan siasat ... !
takkan ada yang pernah berakhir bahagia di antara ini
karena kita adalah antara - antara yang berisi cinta pada sudutnya masing - masing
yang ...
tidak sama besar massa jenis nya ...

sudut ini , untuk kalian ...
selamat menempuh hidup baru dari cerita masa lalu ...
terima kasih untuk ini yah :)

Dec 17, 2009

angin kekasih hati , kita ! kekasih hati kita , sama !

bulan bergeser menadah bintang yang berjatuhan ...
dan angin bergeser menyapa bidadari ..
kita ditadah angin , waktu itu !!
kita adalah bidadari pilihan angin untuk menjamah bagian yang telah dibelah dua !
aku tahu rasanya itu terlebih dahulu
dan ...
kamu tahu rasanya jadi itu setelah aku ...

KITA HANYA BERBEDA WAKTU ...
dan SEANDAINYA SAJA MIMPI KITA TIDAK SAMA tentang angin ...
itu saja ...


angin menikmati suguhan ini
angin takkan pernah menghempaskan kita begitu saja
dan angin itu menguatkan kita tentang rumah yang sama , dihatinya !!

kita adalah bidadari tak bersayap ...
dipilih angin untuk mengisi rongga - rongga nafasnya ...
kita adalah malapetaka mimpi yang pernah ada ...

ini tentang kita ..
ini tentang aku yang hanya tidak kuat untuk berbagi hati
kecil disini dan tak bisa berbuat apa - apa
yang membara - bara itu telah padam
yang merona - rona itu telah kusam
dan ..
AKU HARUS BERHENTI DISINI UNTUKMU , BIDADARI ...

ini tentang kita ..
ini tentang bidadari itu ...
yang hanya tahu tentang bagaimana mengerti ini
yang hanya mau tahu tentang jatuh cintanya pada angin
dan ...
yang rela berbagi angin dan isinya
ini tentang bidadari itu ...
yang sama sekali buta tentang ini semua
salah ...
jangan lagi ada yang terjebak ,
ini hanya halusinasi rasa yang bisa menipu sebenar - benarnya keberadaan mu , bidadari !!
jangan habiskan sekaligus ...
jangan memporsirnya begitu saja !!

ANGIN MEMILIH KITA ..
bukan aku atau kamu , bidadari !
tapi kita ...
karena apa ??
karena kita patahan rusuknya yang sempurna untuk dilebur menjadi satu ...

emosi enggan lagi berkecamuk ...
angin pun tak berdaya menghadang kuat nya kita !!
aku bahkan tak ingin lagi menjadi apa - apa ...
aku kini habis ... !!

aku pernah jatuh cinta , seperti bidadari .. seperti saat ini !
aku pernah merayu angin , seperti bidadari .. seperti saat ini !
aku pernah ditempat itu , empat tahun yang lalu !
tapi...
aku tak menjadi bidadari yang menyakitkan hati , waktu itu , seperti disaat ini terjadi !!
angin sendiri , tidak sedang menikmati apa - apa , waktu itu !!

maafkan aku , bidadari ..
berhentilah menyusahkan hati , meneteskan perih
rajutlah benang - benang berwarna indah itu untuk kalian hadiahkan setiap perayaan tahunan ..

rumah kalian , bukan rumah ku ...
biarkan ini menjadi masa lalu yang terbaik untuk ku saja ..
melangkahlah tanpa memikirkan tentang bentuk lain diluar kalian ...
dan ...
tanpa semua ini !!

angsa putih menari di pematang hati
ini romantisme tapi perih yang pernah ada ...
bidadari takkan pernah mati ..
AKU BERHENTI DISINI UNTUK MU , BIDADARI ..
cinta itu ada tanpa dikira
aku bahagia ini terjadi
aku tidak akan menunggu angin lagi !!
HAPUSLAH AIR MATA ITU , bidadari .. ini ku hadiahkan angin , untukmu , bidadari !

jangan redam rindu itu menjadi benci ..
khayalan tinggi telah menanti ..
terbanglah tanpa sayap
tinggi .. setinggi mungkin
angin akan membawamu terbang sampai di mimpi yang paling indah ...

tolong jangan menjadi aku , sebodoh ini , nanti !!!
jangan biarkan angin tercuri lagi , nanti !
ajarkan semua indah tentang bagaimana mendapatkan tempat ini ...

lalu ,
aku pamit ..
berhenti disini , untuk mu bidadari ...
angin kekasih hati kita , kekasih hati kita sama , dimasa lalu !!
ini untukmu , nanti , bidadari !!

Nov 30, 2009

surat untuk permata hijau

inilah aku yang kehujanan subuh tadi
inilah aku yang sendiri dalam badai , subuh tadi
dan inilah aku yang telanjang kaki subuh tadi ..

inilah akuyang katanya gadungan ..
inilah aku yang ktanya murahan
inilah aku yang katanya polos
dan inilah aku yang katanya pandai merayu

ini aku yang katamu belahan jiwa ,
ini aku yang katamu tertidur dalam gelap
ini aku yang katamu pandai bercinta
dan ini aku !! , yang katamu tidak akan tergantikan ...

boneka berpita yang terbuang ,
tong sampah adalah saksi dalam hujan bulan november
aku adalah kotak surat warna abu-abu
aku adalah pagi yang mendung di januari

berkeping-keping sudah rasa yang bercampur
wangi parfume nya menutup matamu menikmati ini !
memaksa mu menikmati dua cinta yang tidak akan sama besarnya !!
" sini aku peluk sekuat tenaga , sebagai rasa terima kasih masih tetap tinggal disini "
basah seketika sekujur tubuh ini ,
menggigil ,
terangsang angin subuh ini !
saat semua berkecamuk , marah menggandeng darahku ..
tumpah ..
habislah semua warna merah itu ..

terdiam ..
menikamati diam-diam wangi tubuhnya
memandangi diam-diam teduh wajah nya
menyerah diam-diam pada lingkar tubuhnya

mari tidur kekasih bawah sadar ku ..
mari ku belai sampai terlelap
mimpi menanti kita di bejana mawar putih terangkai

kosong rasa dan bertanya-tanya ..
akan kemanakah aku di bawa nya ??
akan kemanakah kita pergi ??

mari tenggelam bersama matahari sore nanti
mari terbang ke awang-awang seperti burung cicit cuit yang biasa singgah di pohon serikaya rumah putih itu ...

tersaji imaji yang tak sampai
kita punya cerita berbeda , sebelum ini ..
kita bertiga diseret waktu
terjamah angin yang berpasir ..
kita bertiga berhutang pada hati
kita ..
kalian berdua ..
dan aku ..

ini surat untuk permata hijau
sekedar singgah untuk meminjam tinta
aku menunggu ini ..
lalu ..
untuk pergi ...

Nov 26, 2009

menunggu satu purnama lagi

malam itupun aku memutuskan untuk memulai lagi
berlari kecil dihalaman yang penuh ranting anggur
Ada apa ??
yang pasti aku baik-baik saja dan akan membaik

ini cerita peluh yang selalu datang di musim penghujan
dimana waktu itu terasa lama sekali berputar dan langkah memudar
Aku ingin pulang ...
membawa surat yang entah untuk siapa !
pasi bertemu pagi setiap hari
aku takut sekali dengan mimpi akhir-akhir ini ..
mataku bermusuhan dengan gelap ..
dan lelahku tak mau berkenalan dengan lelap
bunga plastik warna merah muda , mengusir sejenak rasa kantuk ini ..
seketika warnanya selaras warna pagi ini ..
warna mendung biru lembut pukul enam pagi
tak tersaji kopi , hanya judi
tak tersaji roti , hanya geli

angin kini telah pergi ,
cerita hebatnya cukup sampai disini ,
di november tahun ini ,
di musim mati lampu ...

lama berdiam diri , menjadi benci
merusak halusinasi bulan juli
merantai sudut dihati , tercuri angin dan pergi
raksasa membaca gelagat kurcaci
aku tetap tersipu walaupun tertipu
aku tetap menunggu di Altar dengan martini
biola dan senarnya sekakn bermelodi tentang kemalangan ini ...

aku ingin pulang ..
di rumah , dimana satu-satunya penggemar ku menanak nasi ..
setiap hari adalah persinggahan dan rumah adalah pilihan
mungkin hari ini dan rumah ini adalah persinggahan terakhir ku ..
meskipun tak pernah utuh ..
tapi , setelah rambut ku memanjang nanti .. aku kan selalu tersadar bahwa waktu itu baru akan di mulai !!

lonceng gereja tempat kerusuhan biasa terjadi itupun berbunyi ..
aku mau pulang ..
dengan gaun dan martini
tertidur dan martini ..
tanpa mawar , tanpa dongeng
jemput aku di balai kota ..
di stasiun tua berkarat hampa , aku tiba ..

angin ini kebersamaan halusinasi kita ..
angin berhentilah saat lelah
angin aku hanya ingin pulang
angin , aku hanya ingin menunggu satu purnama lagi !!